Tekad

Seseorang yang sudah menekuni dan mempraktikkan Dharma secara mendalam, maka akan terdapat kebijaksanaan prajna mendalam pada sifat Kebuddhaan di dalam kesadaran amalanya. Setiap pemikiran harus selaras dan menyatu dengan sifat Kebuddhaan di dalam kesadaran kedelapan, dengan begitu pikiran kita baru bisa menyatu dengan Buddha.

Oleh karena itu, satu poin penting dalam menekuni Ajaran Buddha Dharma adalah menggunakan kekuatan tekad yang mulia untuk menentukan arah pembinaan diri seumur hidup kita. Menekuni dan mempraktikkan Dharma sampai pada akhirnya, tekad kita harus sesuai dengan tingkat kesadaran spiritual yang telah tercapai dalam pembinaan diri sendiri. Ini sama seperti, setiap orang memiliki satu tujuan, asalkan berjalan mengikuti tujuan tersebut, maka tidak peduli berapa lama waktu yang diperlukan, kamu tetap akan bisa mencapai tempat tujuan.

Hanya setelah bertekad, maka memerlukan kekuatan konsentrasi dan keyakinan yang konstan (terus-menerus) untuk memperbaiki hawa duniawi yang telah menodai diri kita selama berkali-kali reinkarnasi; harus bisa menggunakan tekad kita untuk mencari tujuan pembinaan diri. Sesungguhnya, terus bertahan menjalani pembinaan diri adalah suatu hal yang luar biasa, menggunakan kekuatan ketekunan dan kesabaran untuk mewujudkan tekad diri sendiri.

Mengalami banyak kesulitan dan cobaan akan menjadi sekuat vajra (intan),

Tekad besar dalam menekuni Dharma adalah arah pembinaan.

Melafalkan paritta dan melepas makhluk hidup adalah modal pembinaan,

Jika tidak memiliki tekad, maka ke mana arah pembinaan dirimu?

Bodhisattva mengatakan bertahan menjalani pembinaan diri secara konstan adalah suatu hal yang luar biasa, asalkan pikiran kita menyatu dengan Bodhisattva, ditambah dengan tekad kuat diri sendiri dan berkat kekuatan Buddha, maka bisa membuat kita tidak akan mundur dan berpaling walaupun menghadapi kesulitan sebanyak apapun di dunia ini.

Seringlah memikirkan ikrar yang pernah diucapkan, jangan melupakan tekad diri sendiri, setiap hari berulang kali mengatakan tekad diri sendiri kepada Bodhisattva, maka ini bisa melahirkan kekuatan yang lebih besar dari tekad besar di dalam pikiranmu, dengan begitu kamu baru bisa memajukan diri dan mencapai keberhasilan di tengah tekad pembinaan dirimu sampai di titik terakhir. Maka ini dikatakan, tidak melupakan tekad awal, baru bisa menyelesaikan apa yang sudah dimulai.

Sesungguhnya kekuatan tekad sangat penting, tekad adalah modal pembinaan diri. Setiap hari melafalkan paritta, melepaskan makhluk hidup, melakukan perbuatan baik, menaati sila, semua mengandalkan pada tekad. Karena jika tidak memiliki tekad, maka kamu tidak akan tahu untuk siapa melafalkan paritta, untuk siapa melepaskan makhluk hidup, terlebih lagi tidak tahu untuk apa melakukan perbuatan baik dan menjalankan sila.

Sesungguhnya seumur hidup seseorang akan menghadapi banyak penderitaan dan kesusahan. Di tengah penderitaan dan kesusahan ini, ada orang yang menjadi malas dan menyerah, namun ada orang yang tetap bertahan dan bersabar, ada juga orang yang dipenuhi dengan sukacita Dharma, lalu gagah berani melangkah maju, tak tergoyahkan walau diterpa oleh angin delapan penjuru.

Sesungguhnya, semua ini berdasarkan pada besar kecil maupun kekuatan dari tekad. Karena kekuatan tekad bisa membuat kamu memperbaiki penyebab karma dan mengubah balasan karma, dan memiliki kekuatan sebab musabab yang besar.

Hembusan angin delapan penjuru menggoyahkan keteguhan diri,

Ketenaran dan kekayaan yang menguras diri,

Jodoh yang datang dan pergi menghabiskan modal pembinaan diri,

Saat balasan karma datang membuat pikiran menjadi tidak tenang.

Oleh karena itu, modal pembinaan yang dikumpulkan dari (berikrar, melepaskan makhluk hidup, melafalkan paritta, menjalankan sila, melakukan kebajikan, dan lainnya) ditentukan oleh kekuatan tekad kita. Hanya dengan melepaskan kemelekatan, ketenaran dan kekayaan di dunia ini, kamu baru bisa mengubah diri sendiri. Untuk rajin membina diri, maka seluruh perbuatan baik, pelafalan paritta, pengamalan sila, pelepasan makhluk hidup harus diarahkan sesuai dengan tekad kita, baru bisa menghasilkan buah yang paling baik.

Membina pikiran dan perilaku adalah arah pembinaan,

Bantuan teman se-Dharma bagaikan “perwira” yang piawai,

Ketenaran dan kekayaan duniawi tidak dapat diandalkan,

Tekad awal yang pada akhirnya bisa mencapai Kebuddhaan.

 

Sumber: [2021 Kata-kata Mutiara Harian Master 2021 .04.15]「2021 年 师 父 每 日 佛 言 佛 语 」2021.04.15

 

愿力

学佛学得深,在阿摩罗识的佛性就有深般若。每一个心念,都要契合八识田中的佛性,心佛才会合一。所以学佛很重要的一点,就是用崇高的愿力,来指导自己一生的修行方向。

学佛到最后,愿力一定要相应自己目前所修的境界。就相当于,我们人有一个目标,只要朝着这个目标去走,不管时间再长,你也能走到目的地。只是在发愿后,需要用恒常的定力和信念,去纠正累生累世的红尘污浊之气;用愿力找寻到修行的目标。其实坚持是一件很了不起的事情,用精进力和忍辱心来完成自己这个愿力。

千锤百炼是金刚,学佛大愿是方向。

念经放生是资粮,不懂愿力修何方。

菩萨说坚持是一件很了不起的事情。只要让自己的心和菩萨相应,用自己坚强的毅力和佛力的加持,就会让我们在人间,哪怕碰到再多的困难,都不会退转。经常想想自己曾经发过的愿力,不要忘记自己的愿力,每天向菩萨重复讲自己的愿,会让你心中迸发出更大愿力的正能量,你才能自始至终地在愿力中得到精进和成功。这就是不忘初心,方得始终。

 其实愿力很重要,愿力是修行的资粮。天天念经、放生、行善、持戒,靠得都是愿力。没有愿力你不知道为谁念经,不知道为谁放生,你更不知道行善和持戒是为什么。其实人在一生当中会碰到很多的苦难。在苦难中,有的人懈怠退转,有的人坚持、忍辱,有的人法喜充满地在愿力当中八风吹不动地勇往直前。讲到底,还是因为愿力的大小和强度。因为愿力可以让你修正业因,改变果报,具有强大的因缘力。

八风一吹摇不定,名闻利养消耗尽。

缘来缘去资粮尽,果报到来心不定。

所以积累的资粮(许愿、放生、念经、持戒、行善等)要靠着愿力的牵引。在红尘中放下执著和名利,你才能改变自我。精进的修行,将自己所有的善行、念经、守戒、放生在愿力的指引下,才能结出最好的善果。

修心修行是方向,佛友帮助是良将。

人间名利没有靠,初心始终成佛道。