Emas dan ular berbisa
Dalam menekuni Dharma, terkadang kita benar-benar harus berperang melawan diri sendiri, karena yang paling sulit dikalahkan bukanlah orang lain, melainkan diri sendiri.
Master akan menceritakan sebuah lelucon pendek, ada seorang pria, istrinya setiap hari meminta ia berhenti merokok. Pada suatu hari, ia membulatkan tekadnya untuk berhenti merokok. Jadi ia mengambil sebungkus rokok dan dilempar ke luar jendela, namun selanjutnya ia langsung berlari cepat menuruni tangga. Rokok yang dilempar belum terjatuh ke tanah, namun ia sudah menangkapnya.
Tidak semudah itu seseorang bisa mengubah kekurangannya, karena akar dari sifat buruk seseorang bagaikan ular berbisa yang telah menguasai hatinya dalam jangka waktu lama. Kapan pun dan di mana pun, ia bisa menyakitimu, ketamakan merupakan ular berbisa yang bisa melukai diri sendiri.
Dahulu ada sebuah kisah Buddhis yang terkenal, di saat itu Sang Buddha sedang berjalan-jalan dengan para murid, tiba-tiba mereka melihat sebuah kendi emas, para murid berkata, “Emas”, sedangkan Sang Buddha berkata, “Ular berbisa”. Mendengar Sang Buddha berkata bahwa itu adalah ular berbisa, para murid turut mengatakan kalau itu adalah ular berbisa. Ternyata ini adalah emas kerajaan yang dicuri oleh dua orang pencuri dari istana, karena dikejar-kejar oleh prajurit, jadi mereka letakkan di tengah hutan.
Setelah Sang Buddha dan para murid pergi, datanglah dua orang petani, melihat emas itu, mereka berkata: “Coba kamu lihat, kenapa mereka tidak mengambil emas ini?”
Ada orang yang memberitahu mereka, Sang Buddha itu adalah ular berbisa.
Si petani menjawab: “Ular berbisa apa? Ini adalah emas, wah, kita jadi kaya! Kita jadi kaya!”
Kemudian mereka mengambil emas itu dan pergi dengan riang gembira, begitu digunakan untuk membeli barang-barang di pasar, mereka segera ditangkap, karena emas kerajaan memiliki logo khusus, para pencuri tidak tahu kalau ini adalah emas kerajaan, orang yang tertangkap dengan barang curian hukumannya adalah hukuman penggal.
Ketika mereka diikat di tempat eksekusi, mereka baru berkata: “Apa yang dikatakan Sang Buddha benar, itu adalah ular berbisa!”
Ketamakan merupakan ular berbisa dalam diri kalian. Coba pikirkan, kenapa sekarang ada begitu banyak pejabat korup yang ditangkap, karena ketamakan telah mencelakai mereka.
Kita para praktisi Buddhis harus mengingatkan orang-orang, bahwa kita tidak boleh memiliki ketamakan, kebencian, dan kebodohan, karena ketiga ular berbisa ini berada di dalam hati kita, jika suatu hari nanti salah satu ular ini terbangun, maka ia bisa menyakiti diri sendiri, menyakiti keluarga kalian, menyakiti segalanya.
Sumber: Kutipan Wejangan di Seminar Dharma Hong Kong, China 20140622
黄金和毒蛇
学佛有时候真的要和自己作斗争,因为人最难战胜的不是别人而是自己。台长讲一个小笑话给大家听,一个男的,他的太太天天让他不要抽烟,他有一天下定决心不抽了,拿起烟就向外扔,然后迅速跑下楼梯,香烟还没落地,他已经接住了。一个人要改毛病不是这么容易的,一个人的劣根性是长期占据心中的毒蛇,随时随地会咬伤你,贪心就是毒蛇会把自己咬伤。(掌声)
过去有一个佛教经典故事,佛陀带着弟子在路上走,突然看到一钵金子,弟子说“黄金”,佛陀说“毒蛇”,弟子看佛陀说是毒蛇,就也说毒蛇。原来是两个小偷从宫中偷出了黄金,被官兵追赶,他们就放在树林边。佛陀和弟子走了,又来了两个农民,看到金子说:“你看看,为什么不要金子?”有人告诉他,佛陀说是毒蛇。农民说:“什么毒蛇啊?这是黄金啊,发财了!发财了!”然后把金子抱起来,欢欢喜喜走了,到市场去变卖东西,马上被抓住,因为皇宫里的黄金都有钢印,小偷不知道这是御用的黄金,抓住赃物在手就是砍头。当他们被绑在刑场上的时候,才说:“佛陀说的对,那就是毒蛇啊!”贪心就是你们的毒蛇。想想看现在为什么有这么多贪官被抓起来,就是贪心害死他们。我们学佛人号召大家不能贪瞋痴,因为这是三条毒蛇在心中,哪天把一条毒蛇激活了就会伤害自己、伤害家人、伤害所有的一切。